Ilustrasi
MASA kampanye menjelang
pemilu legislatif (pileg) 2014 telah dimulai. Hari pertama kampanye rapat umum
yang jatuh pada hari Minggu (16/3) menjadi momentum penting bagi 15 parpol
peserta pemilu untuk menyampaikan gagasan-gagasan mereka kepada rakyat.
Hampir semua parpol menurunkan juru kampanye (jurkam) terbaiknya dalam kampanye terbuka sesuai jadwal yang sudah ditentukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Jurkam-jurkam andalan inilah yang diharapkan mampu menyedot perhatian massa sekaligus mengajak mereka untuk memilih parpol tersebut. Parpol diberi kesempatan melakukan kampanye rapat umum mulai 16 Maret hingga 5 April 2014 atau efektif 21 hari.
Dengan kondisi geografis sebagai negara kepulauan serta persebaran wilayah yang sangat luas, jurkam nasional memiliki tantangan besar untuk mampu memenuhi jadwal keliling Indonesia yang sudah pasti sangat padat.
Pemilu 2014 memiliki tantangan tersendiri karena menurut banyak orang akan banyak kejutan yang terjadi. Situasi politik tahun ini sangat dinamis, semua parpol memiliki peluang yang hampir sama, meskipun sudah ada kecenderungan-kecenderungan yang digambarkan melalui sejumlah hasil survei maupun jajak pendapat.
Apa pun pemetaan dari hasil survei, semua kembali kepada parpol masing-masing, apakah mereka terpacu untuk mematahkan hasil survei yang kurang memuaskan atau justru malah terpuruk pasrah terhadap keadaan.
Bagi parpol yang diprediksi meraih hasil yang baik, ini juga cobaan, apakah mereka akan lupa daratan sehingga terlena atau sebaliknya tetap bekerja keras untuk tidak bosan-bosan mengajak masyarakat memilih partainya. Menurut data, masih banyak pemilih yang belum menentukan pilihannya untuk dicoblos pada 9 April nanti. Ini kesempatan besar bagi parpol. Tapi tantangannya juga sangat besar, harus mampu meyakinkan dalam 21 hari.
Ditilik dari materi kampanye yang biasanya dibawakan para jurkam, semua hampir sama dari pemilu ke pemilu. Tema perubahan nasib bangsa menjadi lebih baik masih menduduki porsi teratas, kemudian disusul tema ketegasan, bersih, tegas, antikorupsi, jujur, adil, dan kesejahteraan.
Semua materi ini adalah komitmen yang akan diperjuangkan parpol jika mereka mendapat banyak suara di parlemen nanti. Apakah rakyat percaya terhadap komitmen dan janjijanji manis itu, semua kembali kepada parpol.
Publik tentu memiliki patokan masing-masing untuk menumbuhkan kepercayaan itu. Parpol yang memiliki track record baik akan lebih mudah untuk mendapat kepercayaan. Sebaliknya, parpol yang rekam jejaknya lebih banyak tersangkut masalah hukum karena korupsi akan lebih mudah ditimpa ketidakpercayaan. Rakyat tentu sudah hafal mana parpol yang hanya butuh menjelang pemilu saja dan mana yang benar-benar bisa menjadi sahabat dalam suka dan duka kapan saja dan di mana saja.
Pemilih juga semakin mengerti gerak-gerik maupun bahasa tubuh parpol yang tulus dan janji-janjinya bisa dipegang. Gerak-gerik maupun bahasa tubuh parpol akan lebih menentukan daripada karena lebih natural daripada bahasa lisan yang menggebu-gebu yang disampaikan para jurkam dalam kampanye terbuka yang dihadiri ribuan massa.
Bahasa lisan atau orasi yang disampaikan jurkam di depan ribuan massa bisa benar-benar membius massa hingga ke relung hati jika diikuti gerak-gerik dan track record parpol yang sehati dan sejiwa.
Jika orasinya menggelegar tapi gerak-gerik parpolnya selintutan, orasi yang luar biasa itu tidak akan membekas dan hilang begitu kampanye usai.
Hampir semua parpol menurunkan juru kampanye (jurkam) terbaiknya dalam kampanye terbuka sesuai jadwal yang sudah ditentukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Jurkam-jurkam andalan inilah yang diharapkan mampu menyedot perhatian massa sekaligus mengajak mereka untuk memilih parpol tersebut. Parpol diberi kesempatan melakukan kampanye rapat umum mulai 16 Maret hingga 5 April 2014 atau efektif 21 hari.
Dengan kondisi geografis sebagai negara kepulauan serta persebaran wilayah yang sangat luas, jurkam nasional memiliki tantangan besar untuk mampu memenuhi jadwal keliling Indonesia yang sudah pasti sangat padat.
Pemilu 2014 memiliki tantangan tersendiri karena menurut banyak orang akan banyak kejutan yang terjadi. Situasi politik tahun ini sangat dinamis, semua parpol memiliki peluang yang hampir sama, meskipun sudah ada kecenderungan-kecenderungan yang digambarkan melalui sejumlah hasil survei maupun jajak pendapat.
Apa pun pemetaan dari hasil survei, semua kembali kepada parpol masing-masing, apakah mereka terpacu untuk mematahkan hasil survei yang kurang memuaskan atau justru malah terpuruk pasrah terhadap keadaan.
Bagi parpol yang diprediksi meraih hasil yang baik, ini juga cobaan, apakah mereka akan lupa daratan sehingga terlena atau sebaliknya tetap bekerja keras untuk tidak bosan-bosan mengajak masyarakat memilih partainya. Menurut data, masih banyak pemilih yang belum menentukan pilihannya untuk dicoblos pada 9 April nanti. Ini kesempatan besar bagi parpol. Tapi tantangannya juga sangat besar, harus mampu meyakinkan dalam 21 hari.
Ditilik dari materi kampanye yang biasanya dibawakan para jurkam, semua hampir sama dari pemilu ke pemilu. Tema perubahan nasib bangsa menjadi lebih baik masih menduduki porsi teratas, kemudian disusul tema ketegasan, bersih, tegas, antikorupsi, jujur, adil, dan kesejahteraan.
Semua materi ini adalah komitmen yang akan diperjuangkan parpol jika mereka mendapat banyak suara di parlemen nanti. Apakah rakyat percaya terhadap komitmen dan janjijanji manis itu, semua kembali kepada parpol.
Publik tentu memiliki patokan masing-masing untuk menumbuhkan kepercayaan itu. Parpol yang memiliki track record baik akan lebih mudah untuk mendapat kepercayaan. Sebaliknya, parpol yang rekam jejaknya lebih banyak tersangkut masalah hukum karena korupsi akan lebih mudah ditimpa ketidakpercayaan. Rakyat tentu sudah hafal mana parpol yang hanya butuh menjelang pemilu saja dan mana yang benar-benar bisa menjadi sahabat dalam suka dan duka kapan saja dan di mana saja.
Pemilih juga semakin mengerti gerak-gerik maupun bahasa tubuh parpol yang tulus dan janji-janjinya bisa dipegang. Gerak-gerik maupun bahasa tubuh parpol akan lebih menentukan daripada karena lebih natural daripada bahasa lisan yang menggebu-gebu yang disampaikan para jurkam dalam kampanye terbuka yang dihadiri ribuan massa.
Bahasa lisan atau orasi yang disampaikan jurkam di depan ribuan massa bisa benar-benar membius massa hingga ke relung hati jika diikuti gerak-gerik dan track record parpol yang sehati dan sejiwa.
Jika orasinya menggelegar tapi gerak-gerik parpolnya selintutan, orasi yang luar biasa itu tidak akan membekas dan hilang begitu kampanye usai.